Pengabdian kepada masyarakat. Salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang begitu digembor-gemborkan sejak mahasiswa mulai menginjakkan kaki diperguruan tinggi. Februari merupakan bulan dimana setiap program studi melakukan kegiatan rutin ini. Pergi ke luardaerah, belajar mengajar sejak dini, belajar berbaur dengan masyarakat.
Tapi mengapa sepertinya keberadaan ECP ini sulit untuk dilaksanakan. Pertama, ketiadaan SCALDS menghambat jalur informasi yang akan disampaikan kepada mahasiswa baru dan tidak adanya penguatan yang dapat dilakukan untuk menepis kabar-kabar miring seputar ECP yang katanya seperti ini dan seperti itu. Dan parahnya lagi kabar-kabar ini didapat dari orang-orang yang tidak kenal dengan ESA dengan dekat ESA. Bijaksanakah orang-orang yang menghakimi kegiatan-kegiatan ESA sementara dia sendiri bukan bagian dari ESA?
Apakah mungkin ESA members yang ada akan menyakiti adik-adiknya? Sementara adik-adik inilah yang diharapkan untuk jadi penerus selanjutnya? Andai kabar-kabar miring itu benar adanya, mungkinkah masih ada orang-orang yang mau jadi bagian dari ESA bergelar ESA Members dan bahkan mau jadi pengurus?
Bijakkah anda andaikan menghakimi sesuatu yang belum anda kenali hanya dari mendengar dari satu pihak? Walaupun oknum X yang menyebarkan kabar yang tidak jelas kebenaran tentang ESA mungkin adalah orang yang “kelihatan terpelajar” tapi wajarkah orang terpelajar yang notabenya mengenyam pendidikan tinggi berfikir sempit seperti itu dan mengatakan sesuatu yang “hanya sepihaknya saja”?
0 comment(s):
Post a Comment