TRIBUN PONTIANAK 3 NOVEMBER 2011
Parade Teater Taman Budaya
Warga Amerika Takjub Karakter Pemain
“We still have a spirit to keep learning and that’s the most important thing,” demikian penggalan kata yang meluncur dari mulut Mrs Muslimah. Ia mencoba menyampaikan kepada anak-anak didiknya agar terus semangat dalam belajar.
Mrs Muslimah merupakan karakter seorang guru yang diperankan Ayu (21), FKIP Untan dalam pementasan teater berjudul Anak Pelangi. Pementasan ini merupakan rangkaian kegiatan Parade Teater yang digelar di Taman Budaya, Rabu (2/11) malam.
Laskar pelangi ini dipentaskan 14 mahasiswa FKIP Untan. Tak seperti pementasan teater pada umumnya, para pemeran dituntut menguasai bahasa Inggris aktif sebagai bahasa pengantar dalam dialog.
Dwi Fatania (21) yang seorang mahasiswa wanita berjibaku mejalankan peran sebagai Mano, seorang anak laki-laki yang jahil dalam pementasan itu. Ia mengaku kesulitan dalam memerankan karakter ini.
“Sulit, soalnya saya perempuan, jadi agak susah juga memainkan peranan menjadi seorang laki-laki yang badung,” kata Dwi ketika ditemui Tribun seusai pertunjukkan.
Kesulitan dalam melakoni karakter juga dialami Zia Ryan (20). Ia memerankan sosok Harun yang memiliki keterbelakangan mental.
“Sangat sulit untuk memainkan mimik yang flat (datar), sebab pada dasarnya saya orangnya sedikit ekspresif,” katanya.
Tokoh utama, Lintang, yang diperankan Agus (20) yang tampil cukup menarik dan atraktif. Ia mampu menjiwai peran yang dimainkannya. “Saya agak kesulitan membawa karakter sedih, sebab ketika penonton tertawa kita harus tetap menjaga mimik sedih kita itu,” tutur Agus.
Pementasan mahasiswa FKIP Untan ini rupanya disaksikan oleh Lily Wilson (22), seorang wanita berkewarganegaraan Amerika.
“Tis show is very English,” kata Lily memberikan apresiasi kepada para pemain. Pengajar bahasa Ingrris di SMA 2 ini mengatakan, pertunjukan tersebut sangat memprelihatkan sisi persahabatan antar karakter.
Bagian pertunjukkan yang paling disukainya adalah ketika masuk bagian Lintang harus melompati buaya. “Lighting yang berwarna merah, membuat bagian itu cukup menyeramkan. Tapi bagian ini sangat lucu dan saya sangat menyukai kostumnya,” ungkapnya lagi.
Dalam pertunjukkan itu, Lily ditemani rekan satu negaranya yang juga menjadi pengajar di SMA Immanuel, Liana (22). Liana cukup takjub dengan aksi para pemain. Kesederhanaan panggung, jelasnya, tak mengurangi kebolehan para pemain. “Mereka terlihat sangat baik dalam memanfaatkan panggung,” terangnya.
Para mahasiswa ini rupanya hendak menyampaikan pesan besar kepada masyarakat dan pemerintah Kalbar. Slide bertuliskan setiap orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak terpampang di akhir pertunjukkan. (Prayudi Anugraha)
2 comment(s):
Sayang BGT gak nonton. Gak tau soalnya. Kelewatan infonya.. It must be a great show.. We are going to watch the next performance..
Post a Comment